Individu
berasal dari kata individum (Latin), Yaitu satuan kecil yang tidak dapat dibagi
lagi. Individu menurut konsep Sosiologis berarti manusia yang hidup berdiri
sendiri. Individu sebagai mahkluk ciptaan Tuhan di dalam dirinya selalu
dilengkapi oleh kelengkapan hidup yang meliputi raga, rasa, rasio, dan rukun.
- Raga,
merupakan bentuk jasad manusia yang khas yang dapat membedakan antara individu
yang satu dengan yang lain, sekalipun dengan hakikat yang sama.
- Rasa,
merupakan perasaan manusia yang dapat menangkap objek gerakan dari benda-benda
isi alam semesta atau perasaan yang menyangkut dengan keindahan.
- Rasio
atau akal pikiran, merupakan kelengkapan manusia untuk mengembangkan diri,
mengatasi segala sesuatu yang diperlukan dalam diri tiap manusia dan merupakan
alat untuk mencerna apa yang diterima oleh panca indera.
- Rukun
atau pergaulan hidup, merupakan bentuk sosialisasi dengan manusia dan hidup
berdampingan satu sama lain secara harmonis, damai dan saling melengkapi. Rukun
inilah yang dapat membantu manusia untuk membentuk suatu kelompok social yang
sering disebut masyarakat.
Pertumbuhan dapat diartikan
sebagai perubahan kuantitatif pada materiil sesuatu sebagai akibat dari adanya
pengaruh lingkungan. Perubahan kuantitatif ini dapat berupa pembesaran atau
pertambahan dari tidak ada menjadi tidak ada, dari kecil menjadi besar dari
sedikit menjadi banyak, dari sempi t menjadi luas, dan lain-lain.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan dapat dibedakan menjadi faktor dari dalam dan faktor dari luar tubuh. Faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhinya?
Untuk mengetahuinya, pelajarilah uraian berikut ini dengan baik.
Faktor dalam yang mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan berasal dari dalam tubuh makhluk hidup sendiri. Yang termasuk kategori ini adalah
faktor gen dan keadaan hormonal.
Faktor luar yang mempengaruhi proses pertumbuhan
dan perkembangan makhluk hidup berasal dari faktor
lingkungan. Beberapa faktor lingkungan yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
makhluk hidup adalah Makanan atau Nutrisi, Suhu, Cahaya, Air dan Kelembapan, Tanah.
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah
suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Menurut
Salvicion dan Celis (1998) di dalam keluarga terdapat dua atau lebih dari dua
pribadi yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan
atau pengangkatan, di hidupnya dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama
lain dan di dalam perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan
suatu kebudayaan.
MACAM-MACAM FUNGSI KELUARGA
a) Fungsi Biologis
Dengan
fungasi ini diharapkan agar keluarga dapat menyelenggarakan
persiapan-persiapan perkawinan bagi anak-anaknya. Persiapan perkawinan
yang perlu dilakukan oleh orang-orang tua bagi anak-anaknya dapat
berbentuk antara lain pengetahuan tantang kehidupan sex bagi suami
istri, pengetahuan mengatur rumah tangga bagi sang istri, tugas dan
kewajiban bagi suami, memelihara pendidikan bagi anaak-anak dan
lain-lain.
Dengan persiapan deperti ini dapat terbentuk keluarga yang harmonis dan berpengaruh baik bagi kehidupan bermasyarakat.
b) Fungsi Pemeliaharaan
Keluarga diwajibkan untuk berusaha agar setiap anggotanya terlindung dari gangguan-gangguan sebagai berikut :
1) gangguan udara dengan berusaha menyediakan rumah;
2) gangguan penyakit denagan menyediakan obat-obatan;
3) gangguan bahaya dengan berusaha menyediakan senjata, pagar tembok dan lain-lain.
c) Fungsi Ekonomi
Keluarga barusaha menyelenggarakan kebutuhan manusia yang pokok yaitu :
1) Kebutuhan makan dan minum
2) Kebutuhan pakaian untuk menutup tubuhnya
3) Kebutuhan tempat tinggal.
d) Fungsi Keagamaan
Dengan
dasar pedoman ini keluarga diwajibkan untuk menjalani dan mendalami
serta mengamalkan ajaran-ajaran agama dalam pelakunya sebagai manusia
yang taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
e) Fungsi Sosial
Dengan
fungsi ini keluarga berusaha untuk mempersiapkan anak-anaknya
bekal-bekal selengkapnya dengan memperkenalkan nilai-nilai dan
sikap-sikap yang dianut oleh masyarakat serta mempelajari
peranan-peranan yang diharapkan akan mereka jalankan kelak bila sudah
dewasa yag disebut sosialisasi. Dalam fungsi ini juga harus ada
pewarisan kebudayaan dan nilai-nilainya, misalnya : sopan santun,
bahasa, cara bertingkah laku, ukuran tentang baik buruknya perbuatan dan
lain-lain. Dengan melalui nasihat dan larangan, orang tua menyampaikan
norma-norma hidup tertentu dalam bertingkah laku.
Dalam buku Ilmu Sosial Dasar karangan Drs. Soewaryo Wangsanegara dikatakan bahwa fungsi-fungsi keluarga meliputi :
- Pembentukkan
kepribadian; dalam lingkungan keluarga, para orang tua meletakkan
dasar-dasar kepribadiankepada anak-anaknya, dengan tujuan untuk
memproduksikan serta melestarikan kepribadian mereka kepada anak cucu
dan keturunannya.
- Erat
kaitannya dengan butir, keluarga juga berfungsi sebagai alat reproduksi
kepribadian-kepribadian yang berakar dari etika, estetika, moral,
keagamaan, dan kebudayaan yang berkorelasi fungsional dengan sebuah
struktur masyarakat tertentu.
- Keluarga merupakan eksponen dari kebudayaan masyarakat, karena
menempati posisi kunci. Keluarga adalah sebagai jenjang dan perantara
pertama dalam transmisi kebudayaan.
- Keluarga berfungsi sebagai lembaga perkumpulan perekonomian. Pada
kelompok-keliompok masyarakat modern perkonomian berkembang sangat
pesat. Namun ikatan-ikatan kekeluargaan masih terjalin kuat dan sering
memengaruhi atau menguasai bidang perekonomian mereka.
- Keluarga berfungsi sebagai pusat pengasuhan dan pendidikan.
Selain itu menurut peraturan pemerintah nomor 21 tahun 1994, ada 8 fungsi keluarga, yaitu:
1. Fungsi Keagamaan
Jelas
sekali bahwa fungsi keluarga adalah untuk memelihara agama dua insan
yang berlainan jenis, agar terhindar dari berbagai kemungkaran terkait
dengan hubungan dengan lawan jenis
2. Sosial Budaya
Dengan fungsi ini diharapkan keluarga dapat memelihara dan memperkaya budaya bangsa.
3. Cinta Kasih
Fungsi
ini yang dengan jelas ditegaskan dalam Al Qur'an, yakni mewujudkan
mawaddah wa rahmah antara suami dan istri, serta anak-anak sebagai
qurrota a'yun.
4. Melindungi
Yakni
terutama melindungi anggotanya dari api neraka. Fungsi melindungi ini
juga tersirat dalam pernyataan Allah dalam Al Qur'an, suami adalah
pakaian bagi istri dan sebaliknya istri adalah pakaian bagi suaminya.
5. Reproduksi
Membuat kerangka yang terhormat dalam menjaga kelangsungan hidup umat manusia di muka bumi ini
6. Sosialiasi dan Pendidikan
Mendidik seluruh anggota keluarga, saling menasehati dalam kebaikan.
7. Ekonomi
Mencukupi kebutuhan seluruh anggota keluarga.
8. Pembinaan Lingkungan
Selain
diharapkan untuk dapat hidup selaras dengan kondisi lingkungan, sosial
dan budaya sekitarnya, keluarga juga diharapkan dapat memberikan
pengaruh terhadap pembinaan lingkungan sekitarnya.
Masyarakat adalah
sejumlah manusia yang merupakan satu kesatuan golongan yang berhubungan tetap
dan mempunyai kepentingan yang sama.Seperti; sekolah, keluarga,perkumpulan,
Negara semua adalah masyarakat
Dalam ilmu
sosiologi kita kita mengenal ada dua macam masyarakat, yaitu masyarakat
paguyuban dan masyarakat petambayan.Masyarakat paguyuban terdapat hubungan
pribadi antara anggota- anggota yang menimbulkan suatu ikatan batin antara
mereka.Kalau pada masyarakat patambayan terdapat hubungan pamrih antara
anggota-angota nya.
Berikut merupakan 2 golongan masyarakat:
- Masyarakat Non Industri
Kita telah tahu secara garis besar bahwa , kelompok nasional atau organisasi
kemasyarakatan non industri dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu
kelompok primer (primary group) dan kelompok sekunder (secondary group).
(a) Kelompok primer
Dalam kelompok primer, interaksi antar anggota terjalin lebih intensif, lebih
erat, lebih akrab. Di karenakan para anggota kelompok sering berdialog,
bertatap muka, sehingga mereka mengenal lebih dekat, lebih akrab.
dalam kelompok-kelompok primer bercorak kekeluargaan dan lebih berdasarkan
simpati. Pembagian kerja atau pembagian tugas pada kelompok menerima serta
menjalankan tugas tidak secara paksa, lebih dititik beratkan pada kesadaran,
tanggung jawabpara anggota dan berlangsung atas dasar rasasimpati dan secara
sukarela.
Contoh-contoh kelompok primer, antara lain :keluarga, rukun tetangga, kelompok
belajar,kelompok agama, dan lain sebagainya.
(b) Kelompok sekunder
Antara anggota kelompok sekunder, terpaut saling hubungan tak Iangsung, formal,
juga kurang bersifat kekeluargaan. Oleh karen yaitu, sifat interaksi, pembagian
kerja, pembagian kerja antaranggota kelompok di atur atas dasar
pertimbangan-pertimbangan rasional, obyektif.
Para anggota menerima pembagian kerja/pembagian tugas atas dasar kemampuan;
keahlian tertentu, di samping dituntut dedikasi. Hal-hal semacam itu diperlukan
untuk mencapai target dan tujuan tertentu yang telah di flot dalam
program-program yang telah sama-sama disepakati. Contoh-contoh kelompok sekunder,
misalnya : partai politik, perhimpunan serikat kerja/serikat buruh, organisasi
profesi dan sebagainya. Berlatar belakang dari pengertian resmi dan tak resmi,
maka tumbuh dan berkembang kelompok formal (formal group) atau lebih akrab
dengan sebutan kelompok resmi, dan kelompok tidak resmi (informal group). Inti
perbedaan yang terjadi adalah : Kelompok tidak resmi (informal group) tidak
berstatus resmi dan tidak didukung oleh Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah
tangga (ART) seperti yang lazim berlaku pada kelompok resmi.
Namun demikian, kelompok tidak resmi juga mempunyai pembagian kerja,
peranan-peranan serta hirarki tertentu, norma-norma tertentu sebagai pedoman
tingkah laku para anggota beserta konvensi-konvensinya. Tetapi hal ini tidak
dirumuskan secara tegas dan tertulis seperti pada kelompok resmi (W.A.
Gerungan, 1980 : 91).
Contoh : Semua kelompok sosial, perkumpulan-perkumpulan, atau
organisasi-organisasi kemasyarakatan yang memiliki anggota kelompok tidak
resmi.
2. Masyarakat Industri

Durkheim mempergunakan variasi pembangian kerja sebagai dasar
untuk mengklasifikasikan masyarakat, sesuai dengan taraf perkembangannya. Akan
tetapi is lebih cenderung mempergunakan dua taraf klasifikasi, yaitu yang
sederhana dan yang kompleks. Masyarakat-masyarakat yang berada di tengah kedua
eksterm tadi diabaikannya (Soerjono Soekanto, 1982 : 190).
Jika pembagian kerja bertambah kompleks, suatu tanda bahwa kapasitas masyarakat
semakintinggi. Solidaritas didasarkan pada hubungan saling ketergantungan antara
kelompok-kelompok masyarakat yang telah men2enal pengkhususan.Otonomi sejenis,
juga menjadi ciri daribagian/ kelompok-kelompok masyarakat industri. Otonomi
sejenis dapat diartikan dengan kepandaian/keahlian khusus yang dimiliki
seseorang secara mandiri, sampai pada batas-batas tertentu.
Contoh-contoh : tukang roti, tukang sepatu,tukang bubut, tukang las, ahli
mesin, ahli listrik dan ahli dinamo, mereka dapat bekerja secara mandiri.
Dengan timbulnya spesialisasi fungsional, makin berkurang pula ide-ide kolektif
untuk diekspresikan dan dikerjakan bersama. Dengan demikian semakin kompleks
pembagian kerja, semakin banyak timbul kepribadian individu. Sudah barang tentu
masyarakat sebagai keseluruhan memerlukan derajat integrasi yang serasi. Akan
tetapi hanya akan sampai pada batas tertentu, sesuai dengan bertambahnya
individualisme.
Makna Individu
Manusia adalah makhluk individu. Makhluk individu berarti makhluk yang tidak
dapat dibagi-bagi, tidak dapat dipisah-pisahkan antara jiwa dan raganya.
Para ahli Psikologi modern menegaskan bahwa manusia itu merupakan suatu
kesatuan jiwa raga yang kegiatannya sebagai keseluruhan, sebagai kesatuan.
Kegiatan manusia sehari-hari merupakan kegiatan keseluruhan jiwa raganya. Bukan
hanya kegiatan alat-alat tubuh saja, atau bukan hanya aktivitas dari
kemampuan-kemampuan jiwa satu persatu terlepas daripada yang lain.
Contoh : Manusia sebagai makhluk individu mengalami kegembiraan atau kecewa
akan terpaut dengan jiwa raganya. Tidak hanya dengan mata, telinga, tangan, kemauan,
dan perasaan saja. Dalam kegembiraannya manusia dapat mengagumi dan merasakan
suatu keindahan, karena ia mempunyai rasa keindahan, rasa estetis dalam
individunya.
Suatu keindahan ia kagumi dan ia nikmati melalui indera mata dan indera
perasaan yang berbaut menjadi satu kesatuan.
Tegasnya, apabila kita mengamati sesuatu, maka kita bukan hanya melihat sesuatu
dengan alat mata kita saja, melainkan juga seluruh minat, dan perhatian yang
kita curahkan kepada objek yang kita amati itu. Minat dan perhatian ini sangat
dipengaruhi oleh niat dan kebutuhan kita pada waktu itu. Dalam pengamatan suatu
objek tersebut keseluruhan jiwa raga kita terlibat dalam proses pengamatan itu,
dan tidak hanya indera mata saja.
Pendapat lain bahwa manusia sebagai makhluk individu, tidak hanya dalam arti
makhluk keseluruhan jiwa raga, melainkan juga dalam arti bahwa tiap-tiap orang
itu merupakan pribadi (individu) yang khas menurut corak kepribadiannya,
termasuk kecakapan-kecakapan serta kelemahan-kelemahannya. Sehubungan dengan itu,
Fallport merumuskan kepribadian manusia sebagai makhluk individu adalah sebagai
berikut : kepribadian adalah organisasi dinamis daripada sistem-sistem
psycho-physik dalam individu yang turut menentukan cara-caranya yang unik
(khas) dalam menyesuaikan dirinya dengan lingkungan (W.A. Gerungan, 1980: 28).
Kenyataan-kenyataan yang kita dapati dalam kehidupan sehari-hari setiap
individu berkembang sejalan dengan ciri-ciri khasnya, walaupun dalam kehidupan
lingkungan yang sama. Contohnya yang sangat tepat adalah anak kembar. Dua
individu manusia yang berasal dari satu keturunan yangsama. Bersumber dari satu
indung telur, tetapi toh-tetap memiliki karakter ramah tamah, periang, dan
mudah bergaul dengan teman-teman sebaya dalam lingkungannya. Anak yang satu lagi
bersifat tertutup. pemalu, sukar bergaul dengan teman-teman sebaya dan
lingkugnannya.
Untuk menjadi individu yang “mandiri” harus melalui proses. Proses yang
dilaluinya adalah proses pemantapan dalam pergaulan di lingkungan keluarga pada
tahap pertama. Karakter yang khas itu terbentuk dalam lingkungan keluarga
secara bertahap dan akan mengendap melalui sentuhan-sentuhan interaksi : etika,
estetika, dan moral agama. Sejak anak manusia dilahirkan is membutuhkan proses
pergaulan dengan orang-orang lain untuk memenuhi kebutuhan batiniah dan
lahiriah yang membentuk dirinya. Menurut Sigmund Freud, superego pribadi
manusia sudah mulai terbentuk pada saat manusia berumur 5-6 tahun (W.A.
Gerungan, 1980: 29).
Masyarakat (society) merupakan istilah yang
digunakan untuk menerangkan komuniti manusia yang tinggal bersama-sama. Boleh juga dikatakan masyarakat itu merupakan
jaringan perhubungan antara pelbagai individu.
Dari segi pelaksanaan, ia
bermaksud sesuatu yang dibuat - atau tidak dibuat - oleh kumpulan orang itu. Masyarakat
merupakan subjek utama dalam pengkajian sains sosial.
Oleh kerana sesebuah masyarakat
yang inginkan kestabilan memerlukan ahli-ahli yang sanggup menolong antara satu
sama lain, maka ia perlu kepada nilai-nilai murni seperti kerakyatan, hak dan etika. Ini merupakan perkara asas untuk mencapai keadilan. Jika nilai-nilai ini gagal dipatuhi,
orang akan mengatakan sesebuah masyarakat tersebut sebagai tidak adil dan
musibah akan berlaku.
Perkataan society datang
daripada bahasa Latin societas, "perhubungan baik dengan orang lain". Perkataan societas
diambil dari socius yang bererti "teman", maka makna
masyarakat itu adalah berkait rapat dengan apa yang dikatakan sosial. Ini bermakna telah tersirat dalam kata masyarakat bahawa ahli-ahlinya
mempunyai kepentingan dan matlamat yang sama.
Maka, masyarakat selalu digunakan
untuk menggambarkan rakyat sesebuah negara.
Walaupun setiap masyarakat itu
berbeda, namun cara ia musnah adalah selalunya sama: penipuan, pencurian, keganasan, peperangan dan juga kadangkala penghapusan etnik jika perasaan perkauman itu timbul. Masyarakat yang baru akan
muncul daripada sesiapa yang masih bersama, ataupun daripada sesiapa yang
tinggal.
HUBUNGAN INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT
- Hubungan individu dengan dirinya sendiri
Hubungan
individu dengan diri sendiri terdapat 3 sistem kepribadian, yaitu ID (
ES ), EGO dan SUPER EGO. Jika EGO gagal menjaga keseimbangan antara
dorongan dari ID dan larangan dari SUPER EGO maka individu akan
mengalami konflik batin terus – menerus.
- Hubungan individu dengan keluarga
Hubungan individu dengan keluarga terdiri dari hubungan biologis, psikologis dan social.
- Hubungan individu dengan lembaga
Hubungan individu dengan lembaga terdiri dari nilai – nilai dan norma – norma.
- Hubungan individu dengan komunitas
Hubungan individu dengan komunitas atau sosialisasi terdiri dari penyebaran nilai dan budaya.
- Hubungan individu dengan masyarakat
Hubungan
individu dengan masyarakat sebagai lingkungan makro terdiri dari sifat –
sifat makro ( mencakup komunitas, keluarga, lembaga dan individu ),
lebih bersifat abstraksi.
- Hubungan individu dengan nasion atau jiwanya
Nasion
adalah suatu jiwa, asas spiritual dan solidaritas yang terbentuk oleh
perasaan. Hubungan individu dan nasionnya itu sendiri merupakan posisi
dan peranan yang ada pada diri sendiri.
Pendapat: Menurut saya antara Individu, Keluarga dan Masyarakat mempunyai hubungan yg erat dimana kita sebagai manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Keluarga juga menjadi sangat penting bagi pertumbuhan dan media pembelajaran utama bagi kita. Begitu juga masyarakat yang nantinya kita dapat bekerja sama dengan masyarakat dan bersama-sama mencapai sebuah tujuan.
Sumber :
Dahlan Forum
Sumber :
Wikipedia
Sumber :
Faculty of Jehaad
Sumber :
Adigunawan Blog